Thursday 11 October 2012

Proses produksi minyak kayu putih

Kayu putih (Melaleuca leucadendron L.) merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat menghasilkan minyak kayu putih (cajuput oil) yang berkhasiat sebagai obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu putih dapat digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat  digunakan  untuk  berbagai  keperluan  (bukan  sebagai  bahan  bangunan). Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai ekonomi cukup tinggi (Sunanto, 2003).
Tanaman kayu putih berasal dari Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran  rendah  dan  di  pegunungan.  Dalam  sistematika  tumbuhan  kayu  putih
(Melaleuca leucadendron L.) diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisio           :Spermatophyta Subdivisio    : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Sub kelas       : Archichlamideae
Ordo              : Myrtales
Famili             : Myrtaceae
Genus            : Melaleuca
Spesies           : Melaleuca leucadendron 

Daun kayu putih
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).

a.   Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat  memperoleh  cahaya  matahari  sebanyak-banyaknya.  Tangkai  daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi.

b.   Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan  berwarna hijau muda untuk daun muda dan  hijau  tua  untuk  daun  tua  karena  mengandung  zat  warna  hijau  atau khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut  cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.

Minyak kayu putih
Minyak kayu putih didapatkan dari hasil penyulingan daun kayu putih. Kandungan  utama  minyak  kayu  putih  adalah  sineol  (cineole).  Semakin  besar kadar sineolnya, kualitas minyak kayu putih semakin tinggi. Selain itu daun kayu putih   juga   mengandung   komponen   lain, seperti: terpineol benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene

Proses  ekstraksi  minyak  kayu  putih  dari  daun  tanaman  ini  dilakukan dengan cara atau proses yang sederhana yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan   kemudian   dikondensasikan.   Selanjutnya   dilakukan   pemisahan   antara komponen  minyak  dengan  air,  yang  diperoleh  dari  semua  bahan  cair  yang diperoleh  dalam  proses  kondensasi.

Proses Produksi
Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun kayu putih. Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara, yaitu:
1.   Pemetikan sistem rimbas, yaitu tegakan pohon kayu putih yang berumur 5 tahun ke atas,dengan ketinggian 5 meter, daunnya dipangkas. Satu tahun berikutnya, setelah tanaman kayu putih sudah mempunyai daun yang lebat, kemudian bisa dilakukan perimbasan lagi.
2.   Pemetikan sistem urut, yaitu dengan cara dipotong dengan menggunakan alat  (arit)  khusus  untuk  daun-daun  yang  sudah  cukup  umur.  Cara  ini menjadi kurang praktis, karena pemetik harus memilih daun satu per satu.

Pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada saat sudah tidak banyak turun hujan sehingga tidak mengganggu pekerjaan pemetikan daun. Di samping itu, jika pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada akhir musim  hujan  (awal  musim  kemarau)  tiap  tanaman  telah  menumbuhkan  daun dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan demikian, pemetikan atau pengambilan daun-daun kayu putih dapat dilakukan sekali dalam satu tahun, jika pertumbuhan tanaman subur. Setelah  pemetikan  daun,  daun  kayu  putih  yang  siap  untuk  disuling disimpan terlebih dahulu.

Penyimpanan dilakukan dengan menebarkan daun di lantai yang kering dan memiliki ketinggian sekitar 20cm, dengan kondisi suhu kamar  dan  sirkulasi  udara  terbatas.  Dalam  penyimpanan  ini,  daun-daun  tidak boleh disimpan dalam karung karena akan mengakibatkan minyak yang dihasilkan berbau apeg dan kadar sineol dalam minyak rendah. Penyimpanan daun dilakukan maksimal selama satu minggu. Kerusakan minyak kayu putih akibat penyimpanan terutama terjadi karena proses hidrolisis dan pendamaran komponen-komponen yang  terdapat  dalam  daun.  Pengaruh  hidrolisis  ini  dapat  dicegah  dengan menyimpan daun di tempat yang kering dengan sirkulasi udara sekecil mungkin. Sedangkan  pengaruh  pendamaran  dapat diminimalkan  dengan  mempersingkat waktu penyimpanan dan menurunkan suhu penyimpanan.
Dalam   proses   selanjutnya,   daun   kayu   putih   masuk   dalam   proses pembuatan minyak kayu putih. Proses penyulingan minyak kayu putih ini terbagi dalam 3 tahap, yaitu:

1.   Pembuatan Uap
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas antara lain:
a)   Boiler berfungsi untuk memproduksi uap yang akan digunakan untuk mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun yang dihasilkan air yang berasal dari water softener yang dimasukkan ke dalam  boiler dengan pompa. Pada  boiler dilengkapi dengan  panel automatic, yang berfungsi sebagai pengontrol  boiler agar aman dan berfungsi  dengan  baik.  Panel  automatic juga  berfungsi  mengontrol boiler untuk berhubungan dengan kipas penghisap asap keluar, pompa pengisi air boiler dan pompa water softener.
b)   Ruang Bakar Berfungsi  sebagai  tempat  pembakaran  bahan  bakar  dari  daun  bekas masak kayu putih (bricket) dan sebagai tempat pemanasan air awal yang dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap  yang  melengkung  dan  menjadi  satu  di  atas  dengan  pipa  uap diameter 10” dan digabungkan dengan uap yang terbentuk di  boiler. Lantai ruang bakar terbuat dari semen tahan api dan berlubang-lubang untuk pemasukan udara segar dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.
c)   Exhaust Fan Berfungsi menghisap udara panas yang telah dipakai untuk memanasi ruang bakar dari ketel uap dan memasukkan udara segar ke dalam ruang bakar untuk kemudian dihembuskan ke cycloon.
d)   Cycloon Berfungsi memisahkan debu yang terhisap dari boiler oleh exhaust fan agar tidak keluar ke udara bebas.
e)   Chimney Berfungsi mengalirkan asap pembakaran ke udara. Sedangkan untuk pengumpan air digunakan alat-alat sebagai berikut.
a)  Pompa feeding water Berfungsi memompa air untuk masuk ke dalam boiler secara otomatis dari  tangki  air  umpan  yang  telah  dilunakkan  dalam  tangki  water softener.
b)  Water softener Berfungsi  melunakkan  air  yang  masuk  ke  dalam  boiler dari  kadar kapur, agar tidak mudah membentuk lapisan kapur yang menempel di bagian dalam boiler.
c) Feed pump water softener Berfungsi memompa air yang akan dilakukan ke dalam water softener dari bak air.
d)   Feed tank Berfungsi menyimpan air yang sudah dilewatkan  water softener dan sudah lunak untuk dipompa masuk ke dalam boiler.
2.   Penguapan Daun
Alat-alat yang digunakan pada penguapan atau pemasakan daun adalah sebagai berikut:
a)   Bak Daun
Berfungsi sebagai wadah untuk keranjang yang berisi daun kayu putih yang akan diberi uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak adalah 1.500 kg. Jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.
b)   Keranjang Daun
Berfungsi untuk tempat daun kayu putih yang akan dimasak / diuapi dalam bak daun, sehingga mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah 1.250  kg daun kayu putih. Jumlahnya 2 unit.
c)   Hoist Crane
Berfungsi untuk memasukkan dan mengangkat keranjang daun dari bak daun yang akan dan telah selesai dimasak. Kapasitas daya angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah.
3.  Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air
Alat-alat  yang  digunakan  pada  proses  pendinginan  uap  minyak daun kayu putih, antara lain adalah:
a.   Condensor
Berfungsi mengembunkan uap minyak air dan uap air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan dengan cara didinginkan.
b.   Pompa air condensor
Berfungsi  memompa  air  pendingin   dari  bak  air  pendingin  untuk dipompa masuk ke dalam  condensor dan keluar lagi menuji  cooling tower.
c.   Cooling tower
Berfungsi mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan melalui condensor, dari suhu 1040F (400C) menjadi 920F (330C). Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak kayu putih, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a)   Separator
Berfungsi  memisahkan  minyak  kayu   putih  dari  air  yang  keluar bersamaan dari kondensor dengan  menggunakan sistem gravitasi. Air akan  keluar  dari  bagian  bawah  dan  langsung  dibuang  ke  sungai, sedangkan   minyak   kayu   putih   akan      keluar   bagian   atas.   Proses pemisahan ini dikontrol melalui kaca pengamat.
b)   Tangki penampung minyak kayu putih
Berfungsi menampung minyak kayu putih dari separator. Kapasitas 200 liter.

Strategi Pemasaran
Ada 2 kemungkinan segmen pasar yang dijadikan target pasar, yaitu:
  1. Pasar  ekspor,  sebagai  bahan  baku  industri  dengan  pengolahan  khusus sebagai bahan setengah jadi, dan
  2. Pasar lokal, dengan produk akhir, dimana  perusahaan  harus  melakukan   proses  penciptaan  nilai  tambah terlebih dahulu.
Kedua  pasar  ini  dapat  dijadikan  pilihan  atau  merupakan  tahapan.  Jika hanya  merupakan  pilihan  saja,  maka  untuk  kondisi  saat  ini  sebaiknya memilih   menjual  ke  pasar  ekspor,  untuk  meningkatkan  pendapatan, dengan kondisi khusus yaitu barang setengah jadi. Pilihan ini memberikan manfaat  bagi  perusahaan,  karena  pasar  ekspor  mempunyai  harga  yang lebih  baik  daripada  pasar  lokal,  selain  itu  penciptaan  produk  dengan spesifikasi khusus dari pembeli akan memberikan nilai tambah.

Apabila kedua pasar tersebut merupakan tahapan pemasaran untuk menuju penciptaan produk akhir, maka dalam jangka pendek pemasaran diorientasikan pada pasar ekspor untuk barang setengah jadi dan setelah mempunyai kesiapan, baru memasuki pasar produk akhir dengan penciptaan nilai tambah yang dilakukan sendiri.

Thursday 4 October 2012

Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki bau dan khasiat yang khas, sehingga banyak dipakai sebagai kelengkapan kasih sayang ibu terhadap anaknya, terutama ketika masih bayi. Minyak kayu putih digosokkan hampir di seluruh badan untuk memberikan kesegaran dan kehangatan pada si jabang bayi.
Karena penggunaannya yang luas tersebut, mutu minyak kayu putih yang dijual di pasaran perlu mendapat perhatian. Untuk memenuhi tuntutan mutu tersebut, lahirlah standar nasional kayu putih yang diusulkan oleh PT. Perhutani (persero) melalui Pantek 55S Kayu, bukan kayu dan produk kehutanan, yaitu SNI 06-3954-2001. Standar tersebut menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan minyak kayu putih yang digunakan sebagai pedoman pengujian minyak kayu putih yang diproduksi di Indonesia.
Mutu minyak kayu putih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mutu Utama (U) dan mutu Pertama (P). Keduanya dibedakan oleh kadar cineol, yaitu senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri seperti kayu putih. Minyak kayu putih mutu U mempunyai kadar cineol ≥ 55%, sedang mutu P kadar cineolnya kurang dari 55%.
Secara umum, kayu putih dikatakan bermutu apabila mempunyai bau khas minyak kayu putih, memiliki berat jenis yang diukur pada suhu 15oC sebesar 0,90 – 0,93, memiliki indeks bias pada suhu 20oC berkisar antara 1,46 – 1,47 dan putaran optiknya pada suhu 27,5oC sebesar (-4)o – 0oIndeks bias adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara sinus sudut datang dengan sinus sudut bias cahaya, sedangkan yang dimaksud putaran optik adalah besarnya pemutaran bidang polarisasi suatu zat.
Disamping itu, minyak kayu putih yang bermutu akan tetap jernih bila dilakukan uji kelarutan dalam alkohol 80%, yaitu dalam perbandingan 1 : 1, 1 : 2, dan seterusnya s.d. 1 : 10. Dalam minyak kayu putih tidak diperkenankan adanya minyak lemak dan minyak pelican. Minyak lemak merupakan minyak yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, seperti lemak sapi dan minyak kelapa, yang mungkin ditambahkan sebagai bahan pencampur dalam minyak kayu putih. Demikian juga minyak pelican yang merupakan golongan minyak bumi seperti minyak tanah (kerosene) dan bensin biasa digunakan sebagai bahan pencampur minyak kayu putih, sehingga merusak mutu kayu putih tersebut.
Bagian terpenting dalam standar tersebut, selain penetapan mutu di atas, adalah cara uji untuk mengetahui mutu minyak kayu putih, baik yang tercantum di dalam dokumen maupun kemasan. Pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu cara uji visual dan cara uji laboratories. Cara uji visual dilakukan untuk uji bau, sedangkan uji laboratories dilaksanakan untuk menguji kadar cineol, berat jenis, indeks bias, putaran optik, uji kelarutan dalam alkohol 80%, kandungan minyak lemak dan kandungan minyak pelican.
Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan untuk tujuan ekspor yang penerapan standarnya bersifat wajib. Selain minyak kayu putih, produk kehutanan yang penerapan standarnya diwajibkan oleh Pemerintah adalah produk kayu lapis dan gambir.
 
 
 
Sumber:
http://www.dephut.go.id

Wednesday 3 October 2012

Inilah 5 Manfaat Minyak Kayu Putih Bagi Tubuh

Ada beberapa wanita yang tidak suka menggunakan minyak kayu putih. Padahal, minyak kayu putih memiliki manfaat yang besar setelah dioleskan pada tubuh Anda. Minyak pijat ini bisa mengatasi iritasi kulit, gigitan serangga, dan kulit yang lecet.

Untuk mengetahui manfaatnya lebih lanjut, bacalah lima khasiat minyak kayu putih ini, seperti dikutip dari Bold Sky.

1. Mengobati Penyakit Kulit
Minyak kayu putih termasuk pewangi alami terbaik yang bisa membantu penyembuhan penyakit kulit, seperti luka pada vagina atau infeksi kulit. Selain itu, minyak kayu putih bisa mengobati luka yang bernanah.

2. Merilekskan Tubuh
Sebagai obat analgesik alami, minyak yang mempunyai aroma khas ini dapat mengurangi nyeri sendi, merilekskan pikiran, serta tubuh Anda. Jika Anda sedang banyak masalah, coba berendam dalam air panas yang ditetesi minyak kayu putih beraroma lavender. Cara ini akan membuat tubuh dan pikiran terasa ringan.

3. Menghaluskan Kulit
Anda bisa memijat dengan minyak kayu putih supaya kulit lebih halus. Selain halus, minyak ini dapat menghilangkan flek atau tanda pada kulit. Untuk bahu dan punggung, pijat dengan minyak kayu putih yang mengandung vitamin E karena bisa memudahkan Anda saat memijat.

4. Anti-Bakteri
Pakai minyak kayu putih setelah mencukur bulu yang tumbuh di atas permukaan kulit Anda. Minyak kayu putih dapat menenangkan kulit serta mencegah datangnya bakteri, virus, dan jamur. Di samping itu, minyak tersebut bisa mengobati infeksi kulit serius seperti candidiasis (biasa hidup di rongga mulut, vagina, dan usus).

5. Perawatan Kulit
Minyak kayu putih bisa membuat kulit lebih halus dan lembut. Coba campurkan beberapa tetes minyak kayu putih dengan krim untuk scrub. Lakukan perawatan ini secara teratur kalau ingin mendapatkan hasil yang maksimal.

sumber: wolipop.com

Khasiat dan Kegunaan Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra)
Minyak kayu putih sangat penting dalam menjaga kestabilan dan Fungsi tubuh, Di peruntukan bagi pengobatan luar. Minyak Kayu putih dapat mengobati keluhan- keluhan seperti:
1. Masuk Angin
2. Reumatik
3. Radang Usus
4. Diare
5. Radang Kulit
6. Demam
7. Flu
8. Perut kembung serta
9. Peleman otot
10. Memberikan rasa hangat pada tubuh
11. Sakit gigi
12. Sakit kepala
13. Sakit telinga
14. Pegal- pegal dan encok
15. Kejang pada kaki
16. Gatal di gigit serangga
17. Luka baru
18. Luka bakar dan
19. Sebagai obat batuk.
Cara Pemakaian :
Oleskan pada bagian tubuh yang merasa sakit atau bagian yang memerlukan rasa hangat.
Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak, sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen.
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.

KEGUNAAN:
Daun:
- Rematik.
- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).
- Radang usus, diare, perut kembung.
- Radang kulit.
- Ekzema, sakit kulit karena alergi.
- Batuk, demam, flu.
- Sakit kepala, sakit gigi.
- Sesak napas (asma)

Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.
Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:
1. Rasa lesu dan lemah, insomnia:
Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring.
minum.

2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare:
Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

3. Radang kulit, ekzema:
Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3
gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk
mencuci bagian kulit yang sakit.

4. Luka bernanah:
Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada
luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah
dari luka tersebut dan membersihkannya.

CATATAN :
- Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih
(cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh
yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala,
pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut
kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang
sebagai obat batuk.
· Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka
gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat
menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur
dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang
terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang.
Uraian :
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.

Nama Lokal :
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono (Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).;
 
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol,

Kayu Putih

Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.

Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas.
Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh.

Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha (agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain.


Sumber:
http://id.wikipedia.org